Arsip No.IV/MC/ILKOM/UBSI/2022
Ubiquitous Computing
“Ubiquitous”
secara harafiah berarti ada dimana-mana, dan “computing” bermakna komputasi yang dikaitkan dengan komputer.
Sehingga secara sederhana diperoleh istilah komputasi dimana-mana. Atau bisa
diartikan bahwa Ubiquitous Computing adalah
metode untuk meningkatan penggunaan komputer dengan membuat banyak komputer
tersedia diseluruh lingkungan fisik, tetapi membuat mereka secara efektif
terlihat oleh pengguna.
Sejarah Ubiquitous Computing
Dapat dilihat dari perkembangan komputer di
masa lalu, yang masih merupakan komputer main frame, dimana satu komputer
dipakai untuk melayani banyak user. Kemudian komputer berkembang menjadi
semakin kecil dan personal yang dikenal dengan personal computer, atau komputer
yang digunakan perorangan.
Dan sekarang kita tinggal di masa depan, dimana
kita bisa berinteraksi atau bahkan memiliki dan menggunakan banyak
komputer/perangkat yang mendukung untuk kebutuhan/kegiatan komputasi. Seperti
contohnya saat mesin ATM mulai beredar dan digunakan masyarakat, handphone
sampai berkembang menjadi smartphone, televisi atau media lainnya yang bisa
ditemui dimana-mana. Semakin lama semua teknologi akan terintegrasi untuk
mendukung kebutuhan seseorang dalam skala besar.
a. Ubiquitous
/ Pervasive Computing
Inti dari Ubiquitous Computing atau yang
dikenal sebagai Pervasive Computing melakukan pembagian resource yang ringan,
wireless, tidak mahal dalam jaringan pemrosesan yang terdistribusi ke setiap
aspek kehidupan sehari-hari. Mark Weiser mengenalkan 3 bentuk dasar dari mesin
Ubiquitous yaitu ; tab, pad, dan board
b. Konsep
Dasar
Pada intinya, semua model komputasi di
mana-mana berbagi visi kecil, murah, perangkat pengolahan jaringan yang kuat,
didistribusikan di semua skala sepanjang hidup sehari-hari dan umumnya berbalik
jelas common-tempat berakhir. Sebagai contoh, sebuah lingkungan komputasi di
mana-mana dalam negeri mungkin interkoneksi pencahayaan dan kontrol lingkungan
dengan monitor biometrik pribadi ditenun menjadi pakaian sehingga pencahayaan
dan pemanasan kondisi di kamar mungkin termodulasi, terus menerus dan tanpa terasa.
Karakteristik
Lingkungan Ubiquitous Computing
Ada banyak jenis layanan yang dapat ditawarkan
dalam lingkungan AmI, antara lain layanan-layanan airport, perkantoran,
perbankan, transportasi, supermarket, pendidikan, rumah tangga, dan lain-lain
yang tercakup dalam suatu area perkotaan. Karakteristik dari lingkungan
pelayanan ini adalah sebagai berikut:
1. Personal Device
Pemakai dilengkapi dengan peralatan
pribadi yang mudah dibawa (portable) seperti: PDA, smart phone, komputer kecil
yang mudah dibawa, atau sejumlah peralatan nirkabel yang saling terhubung
membentuk suatu Body Area Network. Peralatan-peralatan tersebut secara dinamis
dapat menyesuaikan jenis protokol radio yang berbeda.
2. Network Architecture
Para pemakai bergerak dalam suatu jaringan
komunikasi nirkabel heterogen yang membentuk suatu jaringan berkabel yang lebih
luas. Peralatan pemakai saling terhubung menggunakan jaringan nirkabel berbasis
infrastruktur. Peralatan-peralatan tersebut juga dapat berhubungan dengan
peralatan, sensor, dan layanan yang ada di lingkungan.
3. Service Provisioning
Layanan bagi pemakai disediakan di
berbagai tempat berbeda dalam lingkungan AmI di mana pemakai dapat menggunakan
layanan yang tersedia dengan sumber-sumber daya yang terhubung tanpa kabel.
Layanan-layanan ini diberikan oleh suatu sistem layanan gabungan dengan
application server yang dapat diakses melalui infrastruktur jaringan.
4. Sensing Architecture
Untuk mendukung pemberian layanan-layanan
tersebut, lingkungan AmI dilengkapi berbagai jenis sensor. Sensor ini membuat
interaksi antara pemakai dengan jenis layanan yang dibutuhkan menjadi lebih
efisien. Sensor ini akan menangkap informasi dari lingkungan secara terus-menerus
dan memantau aktivitas yang dilakukan para pemakai. Sensor ini kemudian membawa
informasi tersebut ke sebuah modul AmI yang akan memprosesnya dalam suatu
aplikasi. Jenis sensor yang digunakan meliputi jenis sensor tradisional
seperti: sensor suhu, tekanan, cahaya, kelembaban udara, dan sensor-sensor yang
lebih kompleks, seperti kamera yang dihubungkan dengan jaringan kabel. Dengan
demikian, infrastruktur AmI harus dapat menangkap informasi-informasi dari
peralatan-peralatan sensor tersebut.
5. Modes of Interaction
Pemakai berinteraksi dengan layanan
melalui suatu multimodal user interface yang menggunakan peralatan pribadi untuk
berkomunikasi. Multimodal communication memungkinkan pemakai mangakses layanan
tidak hanya pada saat mereka duduk di depan PC, tetapi juga pada saat mereka
bergerak bebas dalam lingkungan AmI.
Perbedaan antara grid
computing, cloud computing, dan ubiquitous computing.
Grid Computing (Dunia Akademis)
Fitur dari grid computing ini adalah
mengumpulkan kluster-kluster yang ada menjadi sebuah komputasi besar. Definisi
dari sebuah kluster adalah sekumpulan komputer yang biasanya identik dalam
sebuah situs/ruang server. Contohnya, Universitas Indonesia memiliki kluster
Hastinapura yang (tadinya) tergabung dengan kluster di UGM membentuk sebuah
grid yang dinamakan InGRID. InGRID adalah sebuah usaha untuk membuat sistem
Grid dengan menggunakan jaringan antar universitas (INHERENT)
Cloud Computing (Dunia Bisnis)
Cloud Computing bagaikan sebuah komputer maya
raksasa yang digunakan oleh banyak orang / organisasi / entitas. Contoh
penyedia komputasi ini adalah Amazon EC dan Microsoft Windows Azure. Untuk
memudahkan orang dan pemasaran
People Computing (Dunia Sosial/ Ubiquitous Computing/ Pervasive Computing)
People computing / science, adalah sebuah
terminologi untuk menggunakan individu-individu sebagai penyedia data.
Kemudian, data tersebut teragregasi dalam sebuah pusat pengolahan data dan
kemudian diolah menjadi kesimpulan.
Aspek-aspek yang
Mendukung Pengembangan Ubiquitous Computing
Sebagai sebuah teknologi terapan ataupun
sebagai sebuah cabang dari ilmu komputer (Computer
Science) pengembangan ubicomp tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek ilmu komputer
yang lain. Aspek-aspek penting yang mendukung riset pengembangan ubicomp :
Natural
Interfaces
Sebelum adanya konsep ubicomp sendiri, selama
bertahun-tahun kita telah menjadi saksi dari berbagai riset tentang natural interfaces, yaitu penggunaan
aspek-aspek alami sebagai cara untuk memanipulasi data, contohnya teknologi
semacam voice recognizer ataupun pen computing. Saat ini implementasi
dari berbagai riset tentang input alamiah beserta alat-alatnya tersebut yang menjadi
aspek terpenting dari pengembangan ubicomp.
Kesulitan utama dalam pengembangan natural interfaces adalah tingginya tingkat
kesalahan (error prone). Dalam
natural interfaces, input mempunyai area bentuk yang lebih luas, sebagai contoh
pengucapan vokal “O” oleh seseorang bisa sangat berbeda dengan orang lain meski
dengan maksud pengucapan yang sama yaitu huruf “O”. Penulisan huruf “A” dengan
pen computing bisa menghasilkan ribuan kemungkinan gaya penulisan yang dapat
menyebabkan komputer tidak dapat mengenali input tersebut sebagai huruf “A”.
Berbagai riset dan teknologi baru dalam Kecerdasan Buatan sangat membantu dalam
menemukan terobosan guna menekan tingkat kesalahan (error) di atas. Algoritma
Genetik, Jaringan Saraf Tiruan, dan Fuzzy Logic menjadi loncatan teknologi yang
membuat natural interfaces semakin “pintar” dalam mengenali bentuk-bentuk input
alamiah.
Context Aware Computing
Context
aware computing adalah salah satu cabang dari ilmu komputer
yang memandang suatu proses komputasi tidak hanya menitikberatkan perhatian
pada satu buah obyek yang menjadi fokus utama dari proses tersebut tetapi juga
pada aspek di sekitar obyek tersebut. Sebagai contoh apabila komputasi
konvensional dirancang untuk mengidentifikasi siapa orang yang sedang berdiri
di suatu titik koordinat tertentu maka komputer akan memandang orang tersebut
sebagai sebuah obyek tunggal dengan berbagai atributnya, misalnya nomor
pegawai, tinggi badan, berat badan, warna mata, dan sebagainya.
Di lain pihak Context Aware Computing tidak hanya mengarahkan
fokusnya pada obyek manusia tersebut, tetapi juga pada apa yang sedang ia
lakukan, di mana dia berada, jam berapa dia tiba di posisi tersebut, dan apa
yang menjadi sebab dia berada di tempat tersebut. Dalam contoh sederhana di
atas tampak bahwa dalam menjalankan instruksi tersebut, komputasi
konvensional hanya berfokus pada aspek “who”, di sisi lain Context Aware Computing tidak hanya berfokus pada “who” tetapi juga “when”, “what”, “where”, dan “why”. Context Aware Computing memberikan kontribusi signifikan bagi ubicomp karena
dengan semakin tingginya kemampuan suatu device
merepresentasikan context tersebut
maka semakin banyak input yang dapat diproses berimplikasi pada semakin banyak
data dapat diolah menjadi informasi yang dapat diberikan oleh device tersebut.
Micro-nano technology
Perkembangan teknologi mikro dan nano, yang
menyebabkan ukuran microchip semakin mengecil, saat ini menjadi sebuah faktor
penggerak utama bagi pengembangan ubicomp
device. Semakin kecil sebuah deviceakan menyebabkan semakin kecil pula
fokus pemakai pada alat tersebut, sesuai dengan konsep off the desktop dari ubicomp.
Teknologi yang memanfaatkan berbagai microchip
dalam ukuran luar biasa kecil semacam T-Engine ataupun Radio Frequency
Identification (RFID) diaplikasikan dalam kehidupan seharihari dalam bentuk
smart card atau tag. Contohnya seseorang yang mempunyai karcis bis berlangganan
dalam bentuk kartu cukup melewatkan kartunya tersebut di atas sensor saat masuk
dan keluar dari bis setelah itu saldonya akan langsung didebet sesuai jarak
yang dia tempuh.
Di negara-negara dengan teknologi maju seperti
Jepang, saat ini teknologi mikro dan nano telah diaplikasikan pada kehidupan
sehari-hari lewat berbagai sensor dan alat-alat pemroses data dalam ukuran yang
tidak terlihat oleh manusia di tempat-tempat umum.
Isu-isu Seputar Ubicomp
Security
Ubicomp
membawa efek meningkatnya resiko terhadap security. Penggunaan gelombang, infra
merah, ataupun bentuk media komunikasi tanpa kabel lain antara alat input
dengan alat pemroses data membuka peluang bagi pihak lain guna menyadap data. Sebagai
implikasinya sang penyadap dapat memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan
mereka. Saat ini berbagai riset tentang pengiriman data yang aman, termasuk
penelitian terhadap protokol-protokol baru, menjadi salah satu fokus utama dari
riset tentang ubicomp.
Privasi
Penggunaan devices pada manusia menyebabkan
ruang pada privasi semakin mengecil. Dengan alasan efisiensi waktu pegawai
seorang pimpinan dapat meminta semua karyawannya memakai tag yang dapat
memonitor keberadaan karyawan tersebut di kantor. Hal ini menyebabkan sang
karyawan tidak lagi mendapatkan privasi yang menjadi haknya karena
keberadaannya dapat dipantau setiap saat oleh sang pimpinan beserta data yang
menyertainya, misalnya sang pimpinan menjadi dapat mengetahui berapa kali sang karyawan
pergi ke toilet hari itu.
Di dalam beberapa film fiksi ilmiah kita sering
melihat bagaimana pemerintah suatu negara yang paranoid berusaha memberikan tag
pada setiap warganya demi mendapatkan data dengan dalih keamanan nasional.
Apabila tidak mempertimbangkan hak-hak privasi dan etika, dengan teknologi saat
ini pun hal tersebut sudah dapat diaplikasikan.
Wireless Speed
Dengan berbagai macam ubicomp devices tuntutan akan kecepatan teknologi komunikasi
nirkabel menjadi sesuatu yang mutlak. Teknologi saat ini menjamin kecepatan ini
untuk satu orang atau beberapa orang dalam sebuah grup. Tetapi ubicomp tidak hanya berbicara tentang
satu device untuk satu orang, ubicomp
membuat seseorang dapat membawa beberapa devices
dan ubicomp juga harus dapat
dimanfaatkan di area yang luas semacam stasiun, teknologi yang ada saat ini
belum mampu menjamin kecepatan untuk situasi semacam itu karena itu ubicomp dapat menjadi tidak efektif
apabila tidak didukung perkembangan teknologi nirkabel yang dapat menyediakan
kecepatan yang dibutuhkan.
Komentar
Posting Komentar